Manisnya Cemilan, Pahitnya Kenyataan



Setelah berkali-kali mencoba untuk mengatur pola makan alias diet, saya berakhir pada sebuah kesimpulan:

Saya nggak akan pernah berhasil diet selama di Indonesia masih ada mini market.

(Dan ternyata, makin lama makin banyak mini market yang bermunculan di setiap sudut jalan. Am I cursed or what?!!)


Saya termasuk dalam golongan orang yang memiliki sweet tooth, alias sukaaa sekali sama makanan dan minuman yang manis-manis. Cokelat, es krim, permen, biskuit, wafer, minuman kemasan, bahkan roti-rotian. Serius, saya cinta sekali sama makanan-makanan manis. Dan setiap kali saya mencoba diet, keteguhan niat saya selalu runtuh setiap saya dipertemukan dengan sebungkus Oreo.

Tingginya konsumsi gula pada pola makan saya ini tentunya membawa banyak pengaruh negatif.  Banyak sekali. Salah satu yang paling mengganggu adalah saya sering sekali merasa dalam kondisi sugar rush: sesaat setelah mengonsumsi cemilan manis, saya akan sangat bersemangat, lalu beberapa saat kemudian saya akan langsung lemas dan mengantuk—seperti kehabisan energi. Wajar saja, gula kan termasuk karbohidrat sederhana.

Karena sering merasa kehabisan energi, mudah lelah, dan gampang mengantuk, saya pun memutuskan untuk mengambil sikap dan menangani ketergantungan saya pada makanan dan minuman manis. Saya sadar bahwa jika saya langsung menghentikan konsumsi 'si manis' begitu saja, setelah beberapa hari saya akan merasakan craving yang berlebihan, dan malah berisiko binge-ing—mengkonsumsi membabi buta karena ingin ‘balas dendam’. Jadi, saya mencari siasat agar saya bisa tetap mengkonsumsi makanan-makanan kesayangan saya ini tanpa harus mengorbankan kesehatan saya. 

Nah, saat sedang menimang-nimang sebungkus Mini Oreo (sengaja saya pilih yang mini supaya nggak terlalu merasa berdosa) inilah, saya tercengang. 

Jadi ceritanya, ketika mempersiapkan hati untuk berpisah, saya iseng membalik kemasannya sambil berharap menemukan paling tidak satuuu saja ingredients yang agak sehat—supaya bisa jadi pembenaran saya untuk terus mengkonsumsinya. Tapi bukannya menemukan jumlah protein atau vitamin yang mumpuni, saya malah terpaku pada sebuah angka yang tertera di tabel Nutrition Facts.

INFORMASI NILAI GIZI/NUTRITION INFORMATION:
Takaran Saji/Serving Size: 10 sandwich
Jumlah Sajian Per Kemasan/Servings Per Pack: 2.5

Serius, nih? Satu kemasan Mini Oreo itu untuk dihabiskan dalam 2.5 kali makan? Bukan satu kali 'hap'?


Setengah tidak percaya, saya pun kembali mengamati tabel yang sama di kemasan cemilan-cemilan saya yang lain. Apa yang saya temukan?


Wafer Tango Rasa Susu Vanilla kemasan 78g

Serving per Container: + 4

Arnott's Good Time Classic Chocochips kemasan 80g

Serving per Package: + 4

Nextar Nastar Cookies kemasan 42g

Serving per Pack: 3

Kesimpulannya: pantes aja saya susah nurunin berat badan!

Selama ini—entah berdasarkan pada logika dari mana—saya selalu berasumsi bahwa satu bungkus cemilan berarti satu porsi alias harus dihabiskan dalam satu kali makan. Masalah perbedaan ukuran kemasan? Ah, paling itu hanya strategi pemasaran saja. Ternyata saya salah besar.

“Iya, makan nasinya sih dikit, tapi sekalinya ngemil langsung empat porsi!”
Kira-kira itulah yang telah saya jalani… seumur hidup saya.

Bayangkan, itu artinya selama ini setiap saya menghabiskan satu bungkus Good Time, saya merasa hanya mengkonsumsi kalori sebanyak 90 kkal, padahal sebenarnya yang saya raup adalah sekitar 360 kkal. Not so 'good time' now, is it?

Setelah menyadari kekeliruan ini, saya langsung mengetahui langkah awal yang akan saya ambil untuk mengurangi ‘ketergantungan’ saya pada cemilan manis. Ya betul, saya akan mulai membiasakan diri untuk mengkonsumsi cemilan saya dalam porsi yang seharusnya. Mudah-mudahan langkah sederhana (namun cukup menyiksa) ini bisa menjadi langkah awal yang cukup efektif untuk menyehatkan pola makan saya. Amin!


Apakah kamu pecinta cemilan manis seperti saya juga? Atau kamu punya tips diet lain untuk para pecinta cemilan manis? Yuk, ikut berbagi cerita di kolom komentar di bawah! ;)

- Teteh Ita -

7 comments:

  1. What the actual f*ck?!!! Jadi selama ini.... terus gimana caranya mau kurussss (nangis darah) (sambil makan biskuit)

    ReplyDelete
  2. Aduuh teeh ini gw bangeet..suka bgt sama yg maniiisss2..kmren udah 4 bulan diet,tanpa makan nasi. Tapi ngemil mah tetep,terutama roti..haha..turun 3 kg..tapi balik lagi..haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha iya kan, makanan manis itu emang candu banget! Thanks ya udah main-main ke sini :*

      Delete
  3. saya juga yang makanan manis-manis, walau sebenarnya hidup itu sungguhlah pahit...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wih kamu puitis sekali. Yakin nama kamu bukan Rangga? ;D Thanks ya udah menyempatkan main-main ke blog ini :)

      Delete
  4. saya juga pecinta manis gimana nih

    ReplyDelete