Prelo : Apps untuk Barang Preloved-mu

Setelah menikah dan punya anak, hidup saya berubah.


Selain ritme hidup dan jam tidur, ukuran baju pun berubah. Baju-baju kesayangan saya sebelum hamil dan punya anak tiba-tiba mengkhianati saya dengan menciut tiba-tiba. Hah menciut? iya menciut (padahal sayanya yang bertambah besar, hehehe).  Dress-dress lucu yang tadinya tampak di badan saya dengan sempurna, sekarang dadanya muat saja pun tidak. Sepatu-sepatu high heels yang cantik sekarang terasa menusuk-nusuk tumit. Strap-strapnya terlalu ketat di kaki saya dan membuatnya terlihat seperti leupeut *

Arrgh apa ini? ini pasti sabotase! Saya pikir penyebab dari semua ini adalah Doraemon menyinari baju-baju kesayangan saya dengan senter pengecil secara diam-diam, atau seseorang menyuntikkan ragi ke tubuh saya secara rahasia sehingga badan saya mengembang.

Pusing dengan lebih dari setengah dari isi lemari baju saya yang tidak bisa dipakai, saya mulai mencari cara. Berdiet supaya lebih kurus? jujur, punya anak membuat saya makan lebih banyak dari biasanya. Berolahraga? hmm..apakah dengan mengejar-ngejar anak kecil yang merangkak juga termasuk olahraga? Beli baju baru! Lho, mau disimpan dimana? kan ruang untuk menyimpannya di lemari sudah penuh oleh baju-baju yang "menciut" tadi, hahaha.

Lalu saya memutuskan baju-baju tersebut akan DIJUAL. Dulu sebelum maraknya teknologi, saya sering ikut buka lapak dalam event-event garage sale. Sekarang, dengan bermodalkan smartphone, lapak jualan pun sudah terbuka dimanapun kita berada.



Setelah berkeliling di Google Playstore, pilihan saya tertambat pada marketplace bernama Prelo.


Berasal dari kata "Preloved", bahasa kerennya secondhand goods, aplikasi gratis yang dikembangkan di kota Bandung ini menggadang tiga kelebihannya, yaitu Aman (Transaksi di Prelo dijamin aman 100% dengan sistem rekening bersama), Berkualitas (Ribuan barang bekas berkualitas asli (no KW) ada disini), serta Penuh Cerita (Selalu ada cerita khusus tersimpan dalam setiap produk yang dijual di Prelo). Berbeda dengan marketplace yang lain, Prelo lebih berfokus pada jual beli barang-barang bekas.

Ok tanpa banyak bicara, mari kita coba!

Prelo hanya memakan size 16 mb dalam phone memory, dan cara log-in nya pun cukup mudah. Di awal pemakaian, saya ditawarkan untuk memilih 3 preferensi barang yang akan lebih banyak ditampilkan dalam newsfeed. Prelo sendiri mempunyai kategori dagangan sebagai berikut :  Women, Men, Beauty & Grooming, Gadget, Hobi, Sport, Book, dan Baby & Kid.

tampilan sidebar

Di sidebar sebelah kanan, dapat diisi dengan data diri, user dapat Register atau Login menggunakan akun Facebook maupun Twitter. Selanjutnya user akan diarahkan untuk mengisi identitas berupa nama, nomor telepon, alamat, beserta pilihan servis pengiriman paket yang diinginkan. Untuk pilihan pembayaran, Prelo baru menyediakan option transfer bank, tapi dikabarkan akan menerima Prelo Credit, yaaay!

Aplikasi ini menyediakan panduan untuk upload foto produk, ada foto bagian depan, belakang, dipakai, label merk dan bagian dari produk kalau ada kecacatan.


panduan untuk upload foto produk

Ketika sudah selesai mengisi kelengkapan data dan harga produk, ada charge 10% dari Prelo untuk setiap produk yang diupload. Eits, tetapi charge ini dapat berkurang kalau kita share link laman produk kita ke social media yang kita punyai, jadi jangan khawatir ;)

Setelah diupload, tim admin Prelo akan mereview produk kita apakah layak dan sesuai dengan kategori, kalau tidak sesuai maka produk kita tidak akan terupload. Kalau sudah ada di dalam list jualan, akan ada tanda AKTIF. 

list barang di dalam akun

Sayangnya, produk yang tidak lolos review kurasi Prelo hilang begitu saja dari upload list tanpa pemberitahuan kalau produk tidak sesuai kategori atau gagal upload :(

Okay, uploaded! Prelo disertai fitur chat yang dapat digunakan antara seller dan customer untuk tawar menawar harga. Setelah customer berhasil melakukan pembayaran, seller akan mendapatkan notifikasi alamat customer untuk segera mengirimkan produk. Uang hasil transaksi baru akan masuk ke dalam akun Prelo seller setelah barang sampai di tangan customer, jadi gaada tuh yang namanya h hit & run ;)

produk yang sudah terupload dengan sukses

Barang-barang yang dijual di Prelo sangat variatif. Kebanyakan adalah benda-benda bermerk secondhand. If you're lucky enough, you can get Levi's denim, H&M dress, Coach Handbag, leather Fossil Bag in a half or even quarter price!

contoh-contoh produk yang ada di dalam newsfeed Prelo


Alasan yang ditulis seller untuk menjual barang tersebut pun terkadang lucu, ada yang mencantumkan "Bosan", "Hadiah dari Mantan", "Mau betulin motor di bengkel" sampai "Jual cepat asal bisa makan". Kadang saya malah scrolling newsfeed untuk membaca alasan-alasan para seller untuk jualan :))

Setelah kira-kira sebulan berjualan di Prelo......


Ok, ini salah satu platform marketplace favorit saya. Jujur, saya sekarang lebih sering mengecek akun Prelo daripada Facebook atau Instagram :)) Dari sekitar 60an produk yang saya upload, sudah 1/3nya laku. Lumayan lemari saya jadi kosong dan uang hasil transaksi dapat saya pakai untuk beli baju baru. Dan yang menyenangkan, baru-baru ini Prelo office mengirimkan saya paket berisi kantong plastik dan label nama untuk delivery berlabelkan Prelo. Woohoo, such a nice way to service new user!

Plus
+ Interface dan navigasi yang mudah dimengerti
+ Terdapat panduan untuk upload foto produk (depan, belakang, foto label, dst)
+ Rekening bersama yang aman digunakan
+ Produk-produk dan seller yang variatif

Minus
- Tidak ada notifikasi kalau barang tidak memenuhi kriteria untuk ditampilkan dalam Prelo
- Charge Prelo 10% terasa berat jika produk yang kita jual berharga murah.

Amateur Tips for Seller
- Sebagai pancingan customer baru, dapat dipertimbangkan untuk pilih option "free ongkir" (ongkir ditanggung seller) tetapi jangan lupa dipertimbangkan kalau kirim barangnya dari Bandung ke Papua apakah berat di ongkos atau tidak.
- Barang bermerk banyak dicari oleh customer, tapi bukan berarti yang tidak bermerk tidak laku, itu tergantung skill kita untuk bercerita dalam deskripsi produk.

Jadi, tunggu apalagi? siapkan barang bekas berkualitasmu, cari spot yang tepat untuk berfoto-ria, kemas produkmu dengan rapi, dan barang bekasmu siap berpindah ke pemilik yang lain!

One man's trash is another man's treasure. Selamat mencari harta karun :)





(*PS : Buat yang tidak tahu apa itu leupeut, ini lho leupeut, makanan asli khas kota kembang. Enak sekali dimakan sambil lihat-lihat dagangan.)

Leupeut Bandung (sumber : www.resepharian.com)


-Teteh Ani-



6 comments:

  1. *tambahan uang belanja alert!!* ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. buat beli gas, tisu, sabun pel, dan banyak lain2nya.... (ibu-ibu).

      Delete
  2. Mau ikutan jualan tp ngebayangin fotoin barangnya keburu pusing duluaan ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. belum lagi supaya bagus difoto, mesti disetrika dulu :))

      Delete
  3. Kalau salah satu fotonya ga diisi bisa ga teh?

    ReplyDelete
  4. Saya juga seller sekaligus buyer baru di prelo.. baru upload barang lgsg transaksi dan uang hasil jualannya saya pakai buat beli barang inceran sy yg kebetulan ada d prelo juga :D


    dhe-ujha.com

    ReplyDelete