Greener On The Other Side?



Beberapa bulan lalu saya mengalami down terlebay selama 5 tahun terakhir ini. Down yang saya maksud adalah jenis perasaan “kok rumput tetangga jauh lebih hijau yaa?”. Intinya saya sedang kurang bersyukur, dan setan-setan sedang merecoki saya untuk terus melihat kehidupan orang lain yang cenderung lebih ‘hijau’ daripada saya, untuk kemudian munculah perasaan envy.

Ugh, I hate that feeling! I mean, who doesnt?
 
Memiiki perasaan sirik terhadap orang lain simply menandakan bahwa kita tidak mampu. Tidak mampu apa? Tidak mampu bersyukur, tidak mampu melihat dari perspektif yang lain (and life is all about perspective, isn’t it?), dan tidak mampu menghargai diri sendiri. Sebagai manusia, siklus ‘rumput tetangga lebih hijau’ ini termasuk kedalam sesuatu yang akan selalu datang dan pergi. Itu normal. Dan yang dapat membantu kita untuk segera ‘sembuh’ dari sifat envy ini adalah : be honest.


Untuk saya pribadi, hal yang paling mudah untuk mengobati penyakit hati ini adalah dengan bertemu sahabat. Bertemu untuk sekedar ngopi bareng, makan siang atau shopping ke mall. Pokonya refreshing bersama orang terdekat, ketawa-ketiwi,  curhat, keluar dari aktivitas sehari-hari yang membosankan. Dan dari serentetan kegiatan itu yang paling ‘menyembuhkan’ adalah pada sesi curhat. Ketika saya mendengarkan diri saya sendiri berbicara, menceritakan betapa hidup orang lain jauh lebih baik daripada hidup saya, semakin lama saya mendapati diri saya semakin ridiculous, hahahaha. 

Berjumpalah saya untuk ngopi bareng bersama salah satu sahabat saya, Teteh Ita, dan mengutarakan padanya bahwa hidup saya ini membosankan, tidak ada kemajuan, goal yang ingin saya capai terasa semakin jauh, unlike orang-orang lain diuar sana yang sepertinya hidupnya kelihatan mudah-mudah saja. Kemudian saya sendiri tersadar bahwa kata-kata yang saya keluarkan tadi terasa sangat menggelikan dan lebay. Karena pada saat saya mengutarakan hal-hal tersebut, di otak saya malah muncul potongan gambar keluarga saya yang bahagia dan serba berkecukupan, suami saya yang sangat sabar dan anak saya yang paling lucu sejagad raya. Curhatan dan isi otak saya bertolak belakang. Kenapa bisa sih? Jawabannya yang saya tangkap adalah intinya. Saya. Kurang. Bersyukur
Terlalu sering melihat rumput tetangga membuat saya buta terhadap rumput, bunga dan taman luas yang saya miliki. Bahkan dihadapan saya saat itu adalah salah satu bukti hijaunya rumput saya, yaitu seorang sahabat yang mau menemui saya, nemenin saya ngopi bahkan mendengarkan curhat ngalor ngidul saya. Ternyata hal-hal yang harusnya saya syukuri dalam hidup ini ada seratus juta (bahkan lebih) dibanding 1 hal yang (saya pikir) tidak saya miliki.

Sometimes what you want is right in front of you. All you have to do is open your eyes and see it. 
- Meg Cabot -

Sore itu juga saya menyadari bahwa melihat kehidupan orang lain hanya pada permukaannya saja sama seperti menonton pertunjukan teater di panggung yang megah tanpa mengetahui situasi behind the scene-nya. Mungkin show nya megah dan cantik, tapi who knows? Catering para pemain mungkin belum dibayar, kostum pemain mungkin beberapa rusak dan bolong, ada pemain yang mungkin tidak bahagia karena tidak mendapatkan role yang dia inginkan, dan lain sebagainya. Tapi di sisi lain panggung, semua itu tampak sempurna, dan itulah yang dilihat oleh orang seperti saya. 

Di penghujung ngopi cantik sebelum kami pulang hari itu, Teteh Ita pun mengejutkan saya dengan memberikan ini :

Power Stone - Unlimited Potential
Ya, Power Stone. Batu yang banyak dijual di toko buku, yang harganya tidak seberapa, yang sedang promo buy 1 get 2,  yang khasiatnya juga belum tentu ada, namun membuat saya terenyuh. Karena dia, sebagai salah satu sahabat saya telah memberikan kepercayaannya terhadap potensi saya secara simbolis melalui batu itu. Kalau dia bisa percaya terhadap saya, mengapa sebelumnya saya ragu dan bahkan terintimidasi dengan kehidupan orang lain yang bahkan tidak saya ketahui kebenarannya.

Sampai saat ini si batu itu selalu saya gantungkan di tas yang sedang saya kenakan. Sebagai pengingat bahwa saya memiliki rumput hijau yang luas, lengkap dengan bunga-bunganya, yang sama sekali bukan untuk dibandingkan kehijauannya dengan rumput lain milik tetangga.

Unlimited Potential Here!
Unlimited Potential There!
Untuk kalian yang pernah atau sedang mengalami hal yang sama, semoga post ini bisa dijadikan sebagai pengingat bahwa it happens to everyone, so relax.

The grass is always greener where you water it.

XOXO Teteh Ita, Teteh Ebi, Teteh Ani, Teteh Ifa


4 comments:

  1. Ya ampun teh, ini sama bgt kejadiannya sm akik. Bener bgt ngerasa kaya paling ga ok padahal sbnrnya smua org jg punya masalah masing2. :___(( makasi ya teh udh ngingetin. Kiss.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa, apalagi sesama gemini mind trick nya suka mengerikan :( *kisskiss*

      Delete
  2. Terharu ih :_______( Ga nyangka barang tak seberapa itu sungguh berarti bagimu Teh Aya *mewek*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berharga banget tauuu udah kaya tasbih pengingat! Aku apalagi mega terharuuu :__(( *pelukcium*

      Delete